SAJAK



KENANGAN

Kenangan bagian dari cerita
Cerita yang dilalui setiap waktunya
Kenangan bagian dari yang sedih
Kenangan bagian dari yang indah
Kadang terlupa bagitu saja

Kenangan apa adanya
Selalu tercipta mengiringi langkah
Kenangan indah untuk dikenang
Kenangan bagian dari jejal


 ( WINDU CAHYANING  IV D)

Human Interest



Desa ketondan kelurahan lengkong yang terdapat di kabupaten nganjuk ternyata mempunyai kekeayaan kuliner yang terbilang ekstrim bagi sebagian  orang.Hal ini karena desa tersebut menimpan kuliner yang berbahaya siput sawah dan biawak atau dinganjuk biasa disebut dengan nyambik.Hewan ini banyak diburu karena kabarnya mengandung beberapa khasiat yaitu untuki menghilangkan gatal – gatal dan dapat meningkatkan stamina pria,oleh karena itu keberadaan hewan ini terbilang langka.Biawak atau nyambik ini sebenarnya sudah tercantum dalam UU bahwa keberadaannya dilindungi ,namun karena kebiasaan pada masyarakat hal ini diabaikan begitu saja. (Windu Cahyaning/KKN1)

Hati yang Telah Jauh



Oleh: Ratna Dwi W.

Adalah hati yang kini meragu
kau memang masih milikku
tapi hati tak lagi satu

Adalah hati yang kini lelah
tak ingin lagi bersama
dan hanya ingin berpisah

kita memang terpaut
tapi rasa telah merenggang
seiring jalan panjang yang kini membentang

cerita kita tak lagi sama
seperti pagi dengan malam
begitu dekat tapi tak bisa bersama

hanya bertemu sejenak
lewat semu sebuah persinggungan
sebelum akhirnya terpisah...lepas...bebas...

PENGEPUL DUSUN SAMBIKEREP



Bisnis marmer seakan tak ada matinya. Sejak dahulu batu putih ini telah banyak ditambang. Tulungagung merupakan daerah yang terkenal sebagai pusat batu putih itu berada. Namun siapa sangka, jika di Dusun Sambikerep, Desa Kudugpigit, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk juga merupakan daerah penghasil marmer.
Pak Min, merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang menggeluti usaha tersebut. Beliau adalah seorang pengepul marmer. Usaha yang dirintis sejak 1996 itu terus berkembang sampai sekarang. Biasanya Pak Min membeli marmer langsung drai para penambang. Setiap seminggu sekali, marmer akan dikirim ke luar kota.
“Biasanya seminggu sekali mbak. Setiap pengiriman itu selalu satu truk besar.” jelasnya.
Omzet yang didapat cukup besar. Setiap pengiriman, omzet yang didapat bisa 5-6 juta. Terlebih usaha ini resikonya tidak begitu besar karena menjadi pengepul hanya perlu mengambil dari para penambang.
“Yang jelas enak mbak usaha ini. Asal main bersih semua ya lancer.” Pungkasnya. (Ratna Dwi W./KKN1)