Rest Food Area Ketos (foto:Ninik) |
Logikanya, jika banyak massa yang ikut
kampanye, pasti ada kemungkinan jumlah pengunjung mall berkurang karena ada
yang ikut berkampanye, namun fakta di
lapang-an tidak demikian. Mall-mall di Kediri tak lengang oleh pungunjung,
bahkan di hari-hari libur seperti hari Minggu dan hari libur nasional lainnya
selama masa kampanye ini jumlah pengunjung mall malah meningkat.
Sepertinya memang massa lebih tertarik
mengunjungi mall daripada ikut berkampanye, seperti pengakuan beberapa
pengunjung mall berikut. Ibu Yani (35) saat ditanyai lebih suka ke mall atau
ikut kampanye, ibu muda ini dengan semangat langsung menjawab “Ya ke mall dong, Mbak. Kalau ke mall itu lebih adem, enggak kepanasan. Kalau kampanye kan panas, mana berdesak-dekan
lagi”.
Lain Yani, lain pula dengan Shifa (17), salah
satu siswa swasta di Kediri ini memilih lebih suka ke mall karena berkunjung ke
mall lebih bisa bergaya daripada mengikuti kampanye. “Kalau main ke mall itu
bisa pakai baju yang keren, Mbak,
terus kalau ke mall itu kita juga bisa sambil mejeng, pokoknya kalau ke mall itu lebih asyik deh Mbak, daripada ikut kampaye. Kampanye bajunya itu-itu aja, mana yang ikut orang-orang tua lagi”,
papar gadis manis berrambut panjang itu saat ditanya mengapa ia lebih suka ke
mall daripada ikut kampanye.
Mall memang mempunyai daya tarik
tersendiri untuk dikunjungi, tidak perlu mengahadirkan orang penting seperti
pejabat ataupun artis ibu kota layaknya kampanye parpol, mall tetap menarik
untuk dikunjungi. Karena itu tidak mengherankan jika musim kampanye tidak mempengaruhi
jumlah pengunjung mall. Hal ini diakui
oleh salah satu Staf Pengelola Kediri Town Square, Haris. Saat ditemui di
tempat kerjanya (27/3), pria berpembawaan ramah ini menuturkan bahwa selama
adanya kampanye, jumlah pengunjung Ketos (singkatan dari Kediri Town Square)
tidak bermasalah. Keramaian Ketos dapat dilihat berjubelnya pengunjung yang
memadatai rest food area dan pusat perbelanjaan seperti Hypermart dan Matahari.
Pengunjung Ketos sendiri sangat variatif,
mulai anak-anak sampai orang tua, pria maupun wanita baik dalam maupun luar
Kediri, namun mayoritas pengunjungnya adalah usia 30 tahun ke atas. Mereka pun
masih tetap akan dimanjakan dengan berbagai diskon di Matahari dan berbagai
harga promo sembako di Hypermart.
Senada dengan hal itu, ditemui di tempat
terpisah, Arsitektur Desain Kediri Mall, Pak Hess juga menuturkan bahwa adanya
kampanye tidak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung Kediri Mall. Mall yang
pertama dibangun di Kediri itu tetap ramai, bahkan masih menjadi tempat favorit
orang Kediri dan sekitarnya untuk nongkrong dan bercengkerama dengan kerabat
dan sahabat.
Tidak mau kalah dengan mall-mall yang
lain, untuk menarik pengunjung KM (Kediri Mall) juga menyajikan hiburan band live perform setiap hari Minggu. Bahkan,
Sri Ratu, salah satu swalayan yang menjadi ikon KM menggeber obral underwear berbagai merk dan ukuran.
Saat ditanya seandainya mall
diperbolehkan sebagai tempat kampaye, mengingat begitu banyak dan variatifnya
pengunjung mall, pihak Ketos maupun KM sepakat untuk memilih netral dan
menjauhkan mall dari kegiatan parpol.
Wah sayang ya, padahal
kalau kampanye boleh dilakukan di mall, lumayan bisa menguntungkan baik pihak
mall, parpol, maupun massa. Pihak mall bisa mendapat tambahan pemasukan, pihak
parpol pun bisa menyampaikan program-progamnya dengan tenang tidak perlu
teriak-teriak, dan massa pun bisa nyaman mendengarkan program-program parpol
tanpa harus kepanasan seperti di lapangan terbuka. (Ninik Utari/0129/1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar