Dalam
menjalani sebuah kehidupan itu tak semudah bermain game atau bahkan bayangan
kehidupan yang fantastik yang ku pikirkan. Hidup ku memang sudah standar namun
monoton. Aku adalah seorang yang minim pengetahuan, dan yang ku tahu hanya
beberapa permainan game dan sedikit materi yang ku peroleh dari sekolah yang
pernah ku tempuh sampai saat ini.
Sampai
pada saat ku mendapat tugas sekolah tentang ke jurnalistikan. Mungkin jika hanya
mencari informasi lewat internet, bisa-bisa saja, tapi untuk kali ini aku
ditugaskan mencari berita disebuah rumah sakit. Aku yang masik sangat kaku
dengan orang lain yang masih asing bagi ku, membuat tugas sekolah ini terasa
menakutkan bagi ku. Meski begitu aku tetap mencoba berfikir positif akan
keberhasilan akan tugas ku kali ini.
Kini
semua persiapan untuk mencari data disebuah rumah sakit sudah ku siapkan
setengah matang, karena memang aku
adalah seorang yang cukup malas dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Sebelum berangkat sampai saat aku dalam
perjalanan menaiki sepeda motor untuk mencari sebuah ruma sakit. Aku selalu
membayangkan tentang mudahnya aku mendapatkan suatu informasi dari rumah sakit
tersebut.
Aku
terus bekeliling dengan motor ku entah kemana, karena aku sangat jarang sekali
kluar rumah jadi aku nggak tahu harus kemana aku mencari rumah sakit terdekat.
Ditambah lagi aku malas bertanya pada orang-orang yang mungkin sekiranya tahu
tentang lokasi rumah sakit terdekat. Tak lama kemudian ku temukan sebuah rumah
sakit. Tanpa pikir panjang ku langsung memasuki halaman rumah sakit, sekaligus
mencari tempat untuk memarkirkan sepeda motor. Ku menemukan sebuah tempat parkir, tapi aneh padahal
padahal hari menurut ku sudah cukup siang namun tidak ada satu kendaranpun
kecuali kendaraan ku yang parkir ditempat tersebut. Tanpa ku perdulikan akan hal tersebut. Aku turun
dari motor ku, dan langsung mencari seseorang
untuk menjawab pertanyaan ku yang sudah kupersiapkan dari rumah.
Rumah
sakit tersebut terlihat cukup ramai. Ku lihat beberapa staf rumah sakit yang
lalu lalang disekitar lorong rumah sakit. Ada juga beberapa pengunjung yang
duduk di samping koridor rumah sakit, dan juga sekuriti yang tengah
berjalan-jalan diarea halaman rumah sakit. Ku lihat semua orang yang berada
diarea rumah sakit terlihat lesu. Ah itu mungkin hanya perasaan ku, ucap ku
dalam hati.
Ku terus berjalan menyusuri
lorong-lorong rumah sakit. Mencari orang yang sekiranya tepat kutanyai untuk mengisi
data ku. Sudah beberapa menit ku mengelilingi daerah rumah sakit tersebut,
namun tetap saja aku belum memukan orang yang tepat. Karena merasa asing
orang-orang disekitar rumah sakit terasa seperti setan dengan muka yang
menakutkan dan membuatku semakin ragu untuk menanyai mereka. Mereka benar-benar
orang asing yang belum pernah kutemui sama sekali, dimata ku mereka terlihat
seperti orang garang yang menyembunyikan kemarahannya. Dengan pikiran panas
penuh kebingungan, dan jantung ku yang berdegub sedikit lebih keras dari
biasanya membuat tubuh ku sedikit kaku sekaligus mengucurkan keringat dingin
dari sekujur tubuh ku. Kulihat tempat duduk yang panjang nya dua meteran disisi
lorong rumah sakit, dan beristirahat sejenak disitu. “payah ternyata tugas ini
benar-benar sulit untuk seorang seperti, aku selalu merasa ragu untuk mencoba
bertanya ke orang lain untuk bisa mendapatkan data.” Sambil ku mengacak-ngacak
rambut ku, kemudian memijat kepala ku sediri.
Ku
lihat sekeliling. Karena ketakutan dan keraguan ku, semuanya terlihat tak ada
yang penting dan menarik untuk dibahas. Aku pun kembali mengeluh, sampai pada akhirnya
ku menemukan sebuah ruangan dengan pintu terbuka. Ku lihat disana ada seorang
anak laki-laki yang berumuran sekitar sebelas tahunan sedang memegang sebuah
stik game. Dan sepertinya dia memang sedang bermain game. Dengan ruangan yang
cukup gelap karena hampir tak ada cahaya dikamar tersebut kecuali cahaya dari
pintu yang terbuka dan mungkin dari juga dari sebuah layar tv. Beberapa detik
ku terus mengamatinya, dan dia pun juga tetap fokus dalam permainannya. Ingin
sekali beranjak dari tempat duduk dan berbicara dengannya, dengan begitu aku
mungkin sekaligus bisa menyelesaikan tugak sekolah ku. Namun tetap saja kaki ku
terasa menancap dilantai rumah sakit. Rasa penasaran dan keterpaksaan akan
tugas ku yang harus kuselesaikan membuatku memberanikan diri untuk masik
keruangan tersebut. Yeah akhirnya aku bisa masuk keruangan tersebut. Dan
sekarangn ku benar-benar melihat dia sedang bermain game petualangan horror
disana.
“permisi”
kata ku agak gugup
“
ya silahkan masuk” balas anak tersebut dan masih fokus dengan game yang sedang
dimainkannya.
Aku
duduk besila disampingnya, karena memang kebetulan dia bermain dengan lesehan
di atas sebuah karpet yang ukuranya mungking tiga meter persegi. Yah maklumlah karena
keadaan gelap, jadi tak terlihat dengan jelas. Remang-remang kulihat sebuah
kasur rumah sakit dibelakang tv yang sedang menyala dan sebuah tv lagi yang
mati disampingnya. “Rumah sakit ini begitu sepi dan membosankan, apa lagi
ditempat ini semua orang cuek-cuek semua. Kurasa mereka semua bukan manusia
heeeh” kata anak tersebut dengan mendesah dan tetap fokus pada layar tv, “o ia
kamu ada keperluan apa kesini?”
“Eeee
aku, sebenarnya mau mencari data untuk tugas sekolah ku” balas ku, kali ini aku
mulai lancar berbicara karena merasa sudah mulai akrap denganya
“ternyata
kamu anak yang rajin ya. Sampai-sampai kau kemari hanya untuk menyelesaikan
tugas sekolah mu.”
“Yah
sebenarnya aku sangat malas dengan PR yang satu ini, aku lebih suka berdiam
diri fokus di depan layar tv untuk bermain game yang ku sukai.”
“ha
ha ha ha, o begitu ya, kalau begitu kita main game sama-sama sambil ngobrol”
anak tersebut me-pause gamenya, kemudian dia menyalakan tv disampingnya dan
memberikan sebuah stik game kepadaku “silahkan memilih game yang kamu suka”
“trimakasih”
sambil memilih game yang tesedia dalam layar tv yang akan ku mainkan saat ini.
“sebenarnya
apa yang kamu ingin ketahui dari rumah sakit ini?” dia kembali fokus pada layar
game yang sedang dimainkanya.
“ya
tentang rumah sakit ini, mungkin data tentang kamu juga bisa, karena ki kira
kamu juga pasien dari rumah sakit ini kan?”
Anak
laki-laki tersebut mulai bercerita “ya, aku memang pasien dari rumah sakit ini.
Aku berada di rumah sakit ini karena ada gangguan dalam diotak ku. Kata dokter
sih ada sejenis tumor didalamnya. Dulu aku sering mengeluh akan keadaan ku,
beban tugas yang sering ku acuhkan membuatku semakin tak ada yang mempercayaiku
bahkan aku sediri sempat membeci diri ku sendiri. Aku pun merasa menjadi
penjahat diantara teman-teman ku karena aku selalu menunda pekerjaan ku. Mereka
terasa menakutkan ketika membicarakan tugas sekolah tersebut. Sedangkan
aku terus mencari pelarian karena tugas sekolah
tersebut terasa begitu sulit bagi ku. Tak ada yang menyemangati ku, tak ada
yang membatu ku. Heeeh aku hanya sendirian. Semakin ku tunda pekerjaan ku,
semakin menakutkan guru-guru ku dan teman sekelas ku. Sampai pada akhirnya aku
jatuh sakit dan diam rumah selama satu bulan, tak ada yang ingin kulakukan.
Sakit ku pun bertambah parah, kepala ku terkadang terasa sakit tak tentu.
Hingga akhirnya aku bawa kerumah sakit ini.”
“ee
kamu tak ingin sembuh dan keluar dari rumah sakit ini?” ucap ku mengisi
kekosongan
“Enggak
karena karena aku terlanjur sudah tak mempunyai jiwa. Aku sudah memilih hidup
ku untuk bermain game disini. Namun pilihan ini sebentar lagi akan membawa
selimut kenyamana yang pengap, dan tetap bediam ditempat yang sama tanpa
sesuatu yang baru yang bisa kudapat, dan tanpa kerja keras. Di tempat itu
orang-orang bodoh sudah saling tak perduli apa lagi perduli dengan yang lain
karena kemalasan mereka. Mereka begitu betah dan senang akan mereka kemudian
lama-lama mereka meng-kaku dalam ketidak berartian .”
Kata-katanya
kali ini terasa aneh bagi ku, namun itu membuat ku terbawa suasana “Aku juga
merasa hidup ku juga tak berarti. Mungkin aku bisa ikut bersama mu jika kamu
akan pergi ke tempat tersebut”
“Sebaiknya kamu pikir
lagi matang-matang. Bahkan ditempat tersebut sangatlah monoton penuh dengan
kediaman. Lebih baik kau hidup dengan melaksankan tanggung jawab mu tanpa
mengeluh sebelum kegelapan mengambilnya dari mu. Dan kamu pun bisa hidup dengan
kreatifitas mu dan kemudian bahagia akan kerja keras mu.”
“Dunia ini sudah memuakkan bagi ku, lagian
kemanapun aku pergi tak ada sesuatu yang menarik, aku tak bisa menemukan
sesuatu yang berkesan baik bagi hidup ku” jawab ku “lagian rasanya aku sudah
tak punya masa depan”
“Ha ha ha ha,
benar-benar sudah bodoh kamu, kalau kau berpikir seperti itu kau akan
benar-benar mengikuti ku, Ha ha ha” dia pun tertawa dingin “Ku beri tahu satu
hal pada mu tugas, pekerjaan, beban hidup itu adalah sesuatu yang harus kamu
selesaikan untuk menemukan keberartian untuk hidup mu sebaiknya kamu jangan
belama-lama di tempat pengap ini”
Kata-katanya
membuat ku bertanya-tanya, sebenarnya apa maksudnya. Kemudian anak tersebut
menoleh kearah ku dan berkata “sebenarnya rumah sakit ini sudah tidak ada dan
sudah hancur, karena keegoisan para dokter dirumah sakit ini dan banyak
terjadinya mala praktek. Itu karena kebodohan dan kemalasan yang mereka perbuat
”. Kata-katanya kali ini membuat ku
sedikit merinding. Seakan tak peduli aku teruskan bermain game.
“Sepertinya seru
game petualangan yang kau main kan saat ini, apa kau tidak ingin segera pulang
dan menyelesaikan tugas sekolah mu. Aku yakin yang kau dapatkan hari ini bisa
menbantu mu menyelesaikan tugas sekolah
mu.” kata anak tersebut, mengganti topik pembicaraanya. “ya sebentar lagi aku
ingin menyelesaikan misi di game ini, boleh kan?” balas ku
“Boleh saja,
tapi sepertinya game nya masih lama tamatnya”
Aku
hanya diam dan meneruskan permainan tersebut, semua benar-benar terasa ganjil.
Meski tadi sebenarnya aku agak ketakukan ditempat tersebut, namun ketakutan
tersebut terhapuskan karena kefokusan ku pada permainan game yang kumainkan
saat ini. Kulihat didepan tv game yang sedang kumainkan ada sebuah beda unik
yang cukup membuat ku tertarik, kemudian ku ambil dan ku simpan pada saku baju
ku. Entah kapan aku akan keluar dari rumah sakit tersebut, sebelum ku ikut
terjebak dengan anak laki-laki yang juga bermain game disamping ku.
Oleh : Taufiqurrohman/10.1.01.07.0177
Tidak ada komentar:
Posting Komentar