SWASTA VS NEGERI


          “Saya tidak puas dengan administrasi kampus yang amburadul. Harus ke BAAK, Prodi. Untuk sistem penilaian, kampus sangat mendiskriminasi. Jurusan PGSD saja nilai tiap semesternya langsung keluar. Sedangkan sejarah keluar hanya sampai semester 3 saja.”
            Keluhan di atas hanyalah sedikit keluhan yang disampaikan, sebut saja Ep. Mahasiswa semester akhir salah satu kampus besar di Kota Kediri yang terletak di kawasan Mojoroto Kota, UNP Kediri. Masih banyak keluhan lain yang diungkapkan Ep selama menuntut ilmu di Universitas swasta tersebut.Bahkan Ep sampai enggan berkomentar ketika ditanya mengenai fasilitas kampus. 
           “Kampus swasta ya dimaklumi saja.” ujarnya.
           Apakah benar lembaga pendidikan tinggi swasta sekarang ini masih belum berbenah diri? Sehingga memberikan fasilitas dan kenyamanan abal bagi peserta didiknya? Berdasarkan hasil telusuran wartawan, mayoritas Universitas besar swasta di kota Kediri telah memberikan fasilitas yang cukup baik seperti halnya Universitas negeri yang ada di Kota Tahu tersebut. Sebagai perbandingan, wartawan mewawancarai secara acak mahasiswa dari UNIK dan UNISKA. 
             “Kampus ini memiliki fasilitas umum yang lumayan lengkap. Seperti lahan parkir yang luas dan laboratorium khusus untuk Fakultas Teknik dan Pertanian.” jelas Frida, salah satu mahasiswa UNIK, jurusan ekonomi manajemen. 
              Wartawan yang berkesempatan mengunjungi UNIKpun segera memastikan pernyataan Frida. Memang, kampus yang terletak di lereng Gunung Klothok itu memiliki fasilitas fisik yang cukup baik. Meski terlihat sedikit kotor di bagian mushola kampus. 
             “Transkip nilai selalu keluar tepat waktu. Biasanya mendekati UTS selanjutnya.Dan semua mahasisa terdaftar sebagai mahasiswa aktif di DIKTI.” imbuhnya. 
              Pernyataan senada juga dikeluarkan Luluk. Mahasiswa semester 6 jurusan Bahasa Inggris, UNISKA. Menurutnya, kualitas fisik serta non fisik dari kampus tempatnya menuntut ilmu cukuplah baik. Ketika ditanya tentang statusnya di DIKTI, mahasiswa tersebut menyatakan bahwa ia terdaftar aktif. 
              Meskipun memiliki kualitas yang cukup baik untuk ukuran Universitas Swasta, bukan berarti tak ada mahasiswa yang merasa tak puas. Salah satunya adalah Doni (mahasiswa UNIK jurusan Teknik Sipil semester akhir). Ia mengeluhkan biaya yang harus ia bayarkan per semesternya.
             "Di setiap hal mahasiswa selalu terkendala dengan anggaran.Biaya persemester, her regristrasi dan ujian lebih mahal dari fakultas lain. Kami kuliah di kampus ini tidak semuanya orang kaya.  Walaupun fasilitas lengkap, setidaknya jangan berlaku seperti itu.” katanya.
            Terlepas dari biaya kuliah yang sedikit mahal, fasilitas yang ditawarkan kedua kampus swasta tersebut tidaklah berbeda jauh dengan fasilitas yang terdapat pada ketiga kampus negeri, yang masih berada di kawasan Kediri. 
             STAIN, UT, dan POLTEKadalah tiga dari empat Universitas Negeri yang ada di Kota Tahu ini. Berdasarkan wawancara acak yang dilakukan terhadap mahasiswa-mahasiswa dari ketiga kampus tersebut menyebutkan, bahwa fasilitas fisik kampus mereka cukup baik. Dimulai dari ruang kelas yang nyaman dan memenuhi kuota mahasiswa, lahan parkir yang luas, perpustakaan yang lengkap, dan fasilitas-fasilitas fisik lainnya. 
           “Sudah cukup lengkap (fasilitas yang disediakan kampus UTkediri). Tersedianya ruang baca yang nyaman, tempat parkir yang luas dan kantin yang bersih dan harganya terjangkau oleh kantong mahasiswa.” komentar Sulastri. Mahasiswa semester empat, Prodi Pengelolaan Perpustakaan, Universitas Terbuka. 
            Sedangkan untuk fasilitas non fisik yang menyangkut sistem pembayaran, transkip nilai, dan status mahasiswa di DIKTI, ketiga Universitas Negeri tersebut mendapat acungan jempol dari mahasiswanya. Seperti yang dituturkan Sulastri. 
            “Sistem pembayaran dikasih tenggang waktu selama tiga bulan pihak pengelola kampus. Bisa melalui BANK BRI atau dibayar langsung ke pihak UT. Ya jadi menurut saya termasuk mudah."
             “Untuk nilai persemester bisa dilihat online 2 bulan setelah mahasiswa melaksanakan ujian akhir semeter, jadi mahsiswa tidak perlu mengurus sendiri.” imbuhnya. 
  Pun ketika ditanya seputar statusnya di DIKTI, mahasiswa ini mengaku jika statusnya adalah terdaftar aktif.
  Ternyata tidak semua kampus swasta menutup mata akan kualitas yang akan ditawarkan pada mahasiswa.sebisa mungkin kampus-kampus tersebut memberikan pelayanan terbaik bagi para mahasiswanya. Lalu bagaimana dengan UNP Kediri? Kampus swasta di kawasan Mojoroto yang terkenal dengan Fakultas Keguruannya. Sudahkah kampus ini berbenah diri ataukah masih memiliki masalah internal yang memunculkan keluhan-keluhan serta stigma negatif dari mahasiswanya? Seperti kasus yang mencuat beberapa waktu lalu mengenai status kemahasiswaan beberapa mahasiswa dari beberapa jurusan yang tidak tercatat AKTIF di DIKTI. Sudahkah berbenah diri? Dan sudahkahmemikirkanmahasiswa yang setiaptahunpeminatnyasemakinbanyak? (Rolis L/0156/1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar