Hangatnya Ronde, Hangatnya Jogja


Wedang ronde khas Yogyakarta.

 Yogyakarta-Berkunjung ke Kota Jogja tidak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Malioboro, salah satu objek wisata yang terkenal dengan pusat perbelanjaan khas Yogyakarta. Dari makanan, pakaian, pernak pernik, dan apapun tentang Jogja hadir di sana. Tak heran bila Malioboro tak pernah sepi dari incaran pengunjung baik yang berwisata ataupun sekedar jalan-jalan.
Dari beragam barang dan jajanan yang disajikan, ada salah satu minuman di Malioboro yang sering dicari oleh pengunjung, yaitu wedang ronde. Wedang ronde merupakan minuman yang terdiri atas bola-bola kecil dari tepung beras ketan berisi gula jawa / kacang, disajikan dengan air jahe manis yang panas atau hangat, lalu di campur dengan potongan roti tawar, kacang tanah dan kolang-kaling. Wedang ronde nikmat disantap saat sore atau malam hari sambil menikmati malam Yogyakarta yang menjadikan malam semakin hangat. Suasana khas seperti inilah yang akan membuat orang kangen dengan Jogja. “Kebanyakan pedagang ronde buka mulai sore mbak, karena memang ronde enaknya diminum sore atau malam hari, selain itu juga kalau malam banyak pengunjungnya dibanding siang hari.” kata Pak Yanto, salah satu penjual wedang ronde di Malioboro.
Nikmatnya wedang ronde di malam hari.
Wedang ronde dapat kita jumpai di gerobak-gerobak yang berjajar di sepanjang jalan Malioboro atau di alun-alun utara Kota Jogja. Hangatnya ronde lebih lengkap dengan sajian roti dan jagung bakar, enak disantap bersama teman-teman untuk ngobrol santai. Selain di sana, sebenarnya banyak juga pedagang ronde yang keliling di Kota Jogja, namun ketika kita berbicara tentang ‘nongkrong’, maka alun-alunlah pilihannya, selain itu juga di kawasan Malioboro cocok untuk menikmati suasana malam Yogyakarta.  “Enak jualan di sini (Malioboro) mbak, cukup berhenti di stand, pembeli sudah datang dengan sendirinya.” jelas Pak Yanto dengan senyum ramahnya.
Minuman hangat tersebut biasanya dijual seharga Rp 3000/porsi, cukup untuk menemani dinginnya udara di malam hari. Ciri khas gerobak penjual wedang ronde adalah dengan lampu temaram, berjejer rapi toples-toples tempat isian ronde, terdengar bunyi ketukan mangkuk kecil dengan sendok oleh penjualnya untuk memanggil pembeli. (Roikhatul J/0155/Berita 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar