Keahlian Menawar Mutlak Diperlukan di sini “Malioboro”



Suasana tawar menawar di Malioboro

Siapa yang tidak kenal dengan Malioboro? Ikon Kota Yogyakarta ini tidak pernah sepi dari para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Malioboro me-rupakan pusat perdagangan di Yogjakarta yang berhasil menarik minat wisata-wan lokal maupun mancanegara untuk berbelanja di sini. Tempatnya yang mudah dicapai, memudahkan untuk menuju ke sana. Bagi penggemar belanja, Malioboro merupakan tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu. Para pedagang, pelaku seni banyak bertebaran di sekitaran Malioboro dan siap melayani siapapun yang datang ke lokasi tersebut. Dengan berjalan kaki menyusuri koridor di sepanjang Jalan Malioboro, ada banyak pedagang yang menjajakan berbagai aneka produk buatan lokal. Kerajinan lokal yang dapat kita jumpai disana antara lain kaos dengan karikatur khas jogja, batik, hiasan rotan, wayang kulit, beraneka macam atas, sandal, sepatu, blangkon, pernak-pernik dan lain-lain.
Harga untuk barang-barang di sini cukup terjangkau asal pembeli dapat menawar. Kelihaian menawar mutlak diperlukan disini, karena harga yang di-tawarkan kepada para wisatawan seringkali lebih mahal 50% bahkan lebih. Jadi sebelum membeli barang, pembeli wajib menawar dahulu agar tidak tertipu dengan harga yang mahal. Jika tidak bisa ditawar, lebih baik pembeli cari ke tempat lain karena masih banyak pedagang yang menjajakan dagangan serupa. Menurut salah seorang pembeli, Eni (23), dirinya mengaku puas berbelanja di Malioboro, meskipun agak kaget dengan harga pertama yang ditawarkan penjual, namun jika ahli menawar akan mendapatkan barang belanjaan yang banyak dan dengan harga yang terjangkau. Dengan menawar ia bisa mendapatkan barang dengan separuh harga. Sebagai contoh ia  bisa mendapatkan tas batik cantik hanya dengan harga Rp 25.000,00 saja yang sebelumya ditawarkan penjual dengan harga Rp 55.000,00. Maka sekali lagi keahlian menawar mutlak diperlukan ketika berbelanja di Malioboro.
(Siti Sundari/0168/Berita 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar