PESONA MALIOBORO



Jogjakarta merupakan kota yang penuh dengan budaya, keunikan, serta keragaman dalam bidang kuliner, accecoris, souvenir dan wisatanya. Jogjakarta mempunya ciri khas yang tersendiri sehingga mampu menarik para pengunjung untuk menikmati indahnya. Di Jogjakarta banyak pasar atau tempat untuk membeli olah-oleh, salah satunya Malioboro.
Malioboro merupakan pasar besar yang didalamnya terdapat beragam jenis sajian mulai dari pakaian batik, kaos, makanan, sampai souvenir yang menarik dengan beragam tulisan khas Jokjakarta. pasar Malioboro sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari luar Jogjakarta maupun dari dalam daerah Jogjakarta.
Pasar malioboro menyajikan aneka baju batik dengan motif dan farina yang beragam sehingga para pengunjung bisa memilih pakaian batik sesuai degan selera, tak hanya itu baju batik yang dijual disana harganya relative murah untuk para konsumen atau para pengunjung yang ingin membelinya. Tak hanya baju batik di sana juga di sediakan kaos dengan beragam warna dan tulisan yang melambangkan khas Jogjakarta, kaos-kaos itu di jual dengan kisaran harga Rp. 15.000 s.d Rp. 30.000 melihat kualitas kain serta uniknya tulisan yang ada di kaos tersebut.
Selain baju batik dan kaos ada yang lebih menarik disana yaitu makanan khas Jogjakarta yaitu Bakpia Patok, bakpia ini adalah makanan khas daerah Jogjakarta yang sangat diminati banyak wisatawan karena selain rasanya yang lezat juga bakpia ini juga menyehatkan serta harganya juga tejangkau. Selain bapakpia patok ada juga makanan khas Jogjakarta yaitu Dodol, Dodol merupakan makan seperti jenang yang dibungkus kecil-kecil dengan plastik. Dodol ini ada beberapa macam yaitu dodol original dan dodol yang sudah dikreasikan dengan berbagi rasa sehingga, dan dengan kreasi gragasi warna yang menarik.

Di Jogjakarta juga disajikan souvenir menarik berupa gantungan kunci. Gantungan kunci ini mempunyai daya tarik sendiri untuk para membelinya. Gantungan kunci ini mempunyai keunikan dalam setiap gantungan kunci ini melambangkan kota Jogjakarta.
(Zuhrotul Mufida/Berita 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar