Siswa
yang masih dalam masa pubertas, khususnya kelas VIII, tentu me-miliki rasa
ingin tahu dan mencoba yang sulit diduga kadarnya. Kebanyakan dari mereka
justru selalu ingin mencoba sesuatu yang baru untuk mengetahui ‘rasa’ yang
sebenarnya. Terutama dalam hal penggunaan narkoba. Hal yang utama perlu dilakukan untuk masalah
ini yaitu memahami dan mengetahui seluk-beluk narkoba tanpa harus mencobanya
terlebih dahulu karena untuk mengetahui suatu hal tidak harus mencobanya
terlebih dahulu.
Pemahaman
seperti ini pun ternyata telah dilakukan oleh beberapa siswa kelas VIII yang
sedang mengikuti bimbingan belajar di desa Mungkung yang di-selenggarakan oleh
mahasiswa KKN 2014 Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Aldi, Rini,
Fani, dan Yumi, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rejoso, langsung membuka buku
Pengetahuan Alam Mereka ketika bimbingan belajar baru dimu-lai. “Kak, kita
membahas tentang narkoba ya, materi Pengetahuan Alam sudah sampai itu,” ungkap
Aldi dengan semangat. Dengan perlahan dalam suasana yang cukup santai
penjalasan mengenai penggunaan narkoba dan pencegahannya pun mulai dipaparkan
oleh salah satu mahasiswa KKN berjilbab abu-abu. Mereka pun mendengarkan
penjelasan dengan serius dan penuh pemahaman. Satu per satu pertanyaan pun
mulai terlontar dari bibir mereka. Tidak hanya materi yang dije-laskan saja
yang mereka tenyakan, namun permasalahan keluaraga yang pernah berhubungan
dengan narkoba juga mereka ungkapkan dengan harapan mereka ti-dak akan
terjerumus dalam jurang hitam yang menyeramkan.
Masing-masing
anak pasti memiliki cita-cita terbaik yang harus mereka capai kelak. Begitu
pula dengan keempat siswa yang tinggal di Desa Mungkung dan Setren tersebut.
Tak hanya panjelasan materi yang telah mereka dapatkan. Motivasi-motivasi kecil
pun telah diluncurkan ke dalam relung mereka untuk lebih memacu adrenalin
mereka dalam menggapai cita-cita yang mulia. Mereka pun telah membulatkan tekat
untuk tetap berjuang mendekap cita-cita mulia di tengah lingkungan dan kehidupan
yang tidak selamanya bersahabat. Naluri mere-ka tidak ikut menciut walaupun
mereka dibesarkan di lingkungan keluarga petani yang tidak selalu mampu
menikmati kehidupan dengan sempurna.
Semua hal itu telah
menunjukkan bahwa, pendidikan formal tidak selalu menjadi tempat untuk
memperoleh ilmu yang bermanfaat, namun melalui kegi-atan bimbingan belajar yang
cukup santai dengan suasana yang tak tegang juga mampu menjadi umpan yang
menyenangkan untuk mereka ikuti. Bahkan, bisa menjadi wahana sharing untuk menyelesaikan permasalahan
individu yang belum menemukan jalan penyelesaiannya. Pengemasan program
bimbingan belajar ma-hasiswa KKN 2014 kelompok 27 di desa Mungkung, Kecamatan
Rejoso, Kabu-paten Nganjuk ini memang cukup lainselain bisa belajar mereka juga
diperboleh-kan bermain atau bersnda gurau. Namun, hal itu boleh dilakukan
ketika teleh usai belajar atau hanya sekedar untuk refreshing di tengan suasana belajar yang kadang terasa penat.
(Yosi Ari W/KKN2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar