EMBER BEKAS,MEMBAWA BERKAH


        
            Ember bekas, mungkin bagi sebagian orang jika mempunyai barang-barang yang sudah rusak pasti akan dibuang begitu saja tanpa memanfaatkannya, namun tidak untuk masyarakat desa kapas kecamatan Sukomoro. Sebagian besar masyarakat Sukomoro memanfaatkan ember bekas dengan cara mendaur ulang ember-ember tersebut menjadi penutup wadah kok, dan sebagian lagi ada yang bekerja membuat koknya sendiri yang terbuat dari bulu-bulu itik. Sistem bekerjanya pun termasuk home industry karena cara bekerjaya dilakukan di rumah masing-masing dan kemudian disetorkan ke desa Sumengko dan Tanjung.
       Selain itu mereka juga banyak yang mengekspor tutup kok tersebut ke luar negri dengan kualialitas yang cukup bagus..
Menurut salah seorang warga Sukomoro yang bernama pak Subari (45 tahun) mengatakan bahwaperkembangan produksi tutup kok yang dilakukan oleh desa Sukomoro ini sudah cukup pesat terbukti  dua tahun terakhir beliau mengatakan bahwa sekarang sudah banyak yang belajar membuat tutup kok dan sudah merambat ke kota Jombang”. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan harganya semakin menurun yang dahulu harganya mencapai Rp.100 sekarang hanya berkisar Rp.70-30.hal itu tentu merugikan pembuat ttup kok yang sudah bekerja sejak dahulu.
Meskipun agak sedikit rumit namun mereka juga menjelaskan tentang pembuatanya yaitu”pertama bekas bak tersebut di hancurkan dan di giling menjadi potongan-potongan kasar dengan menggunakan pembakaran, kemudian dicairkan dan dicetak menjadi tutup kok yang siap untuk dijual, dan setelah itu disorter dipilih mana yang lebih baik dan yang kurang baik.
Pak Subari menuturkan bahwa jika menggunakan alat yang sudah canggih menggunakan penggerak hidrolis seperti yang digunakan di pabrik-pabrik besar seperti yang ada di Malang dan Solo dalam sehari dapat menghasilkan 4.000-5.000 tutup kok empat kali lebih banyak dibanding tenaga yang dilakukan oleh manusia. Namun pak Subari terbentur oleh modal yang sangat menipis sehingga pak Subari masih menggunakan mesin manual dan tidak mampu membayar karyawan sehingga pekerjaanya dilakukan sendiri. (Reni E/KKN2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar