SOSOK KARTINI SEKALIGUS KI HAJAR DEWANTORO


Istikomah, S.Pd., kepala desa Kedung Glugu, saat memimpin khotmil Qur'an
 
          Merasa terpanggil dengan kondisi pendidikan di desa tempat ia tinggal sekarang, desa Kedung Glugu, Istikomah mendirikan sekolah berbasis keagamaan. Meskipun ia tidak lahir dan besar di desa itu, namun semenjak menikah dengan Iskandar, pemuda asli desa Kedung Glugu, dan menetap di desa itu, ia pun mulai peduli dengan kondisi pendidikan penduduk desa Kedung Glugu. Berbagai tantangan pun dihadapi lulusan Universitas Ronggolawe Tuban itu. Namun, semuanya membawa berkah. Sebab, jerih payahnya berkiparah di desa itu mulai dihargai oleh pnduduk, ini terbukti dengan kepercayaan penduduk desa Kedung Glugu yang memilihnya menjadi Kepala Desa Kedung Glugu periode 2013 – 2019.
             Ibu dua anak ini bisa mewakili Kartini sekaligus Ki Hajar Dewantoro. Sebagai representasi dari Kartini, ia menunjukkan bahwa sebagai perempuan ia sanggup menjadi pemimpin suatu desa yang berkualitas. Ini nampak pada keaktifannya menggerakan perempuan desa dalam organisasi keagamaan seperti Hadrah dan Khotmil Qur’an perempuan. Sebagai representasi dari Ki Hajar Dewantoro, perempuan berbackground pendidikan Islam ini gigih memintarkan warga desanya dengan mendirikan sekolahan.
             Ini ia wujudkan dengan membangun sekolah berbasis agama Islam. Sekolah yang ia bangun berupa PAUD Al Ikhlas dan MTs Al Hidayah. Sekolah ini dibangun untuk anak-anak desa Kedung Glugu dan sekitarnya, khusunya bagi anak-anak yang kurang mampu. MTs yang sudah ia bangun sejak tahun 1994 ini memang belum memberikan hasil yang menggembirakan, namun setidaknya MTs ini sudah memberikan sumbang sihnya dalam kemajuan pendidikan desa Kedung Glugu selama 19 tahun terakhir ini.
Semoga akan lebih banyak lagi tokoh-tokoh yang berkualitas dalam kemajuan bangsa, seperti halnya Istikomah yang senantiasa berbuat yang terbaik untuk desanya. (Ninik U/0129/KKN1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar