Suara drum band terdengar membahana di depan rumah Ika
Agustina, Kepala Desa Ngringin, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Di
belakang barisan drum band tersebut, terdapat sebuah mobil bak terbuka
yang memuat satu set gamelan dan sound system yang berfungsi sebagai
pengiring ‘Samboyo’. Kesenian jaranan yang saat itu tengah bermain. Usut punya
usut, ternyata hari itu atau tepatnya tanggal 28 April lalu, Desa Ngringin
mempunyai gawe besar. Kegiatan Nyadran atau Bersih Desa diadakan oleh
desa yang menjadi tempat KKN mahasiswa UNP Kediri.
Kegiatan
ini sendiri merupakan bentuk ucapan syukur warga desa Ngringin atas hasil yang
mereka peroleh dari bertani dan berkebun. Masyarakat setempat percaya, dengan
acara bersih desa dan membuat berbagai macam makanan guna kepentingan nyadran
dapat membuat penghasilan mereka bertambah pada tahun berikutnya. Terlebih,
acara ini tidak hanya dikhususkan kepada warga desa Ngringin, tetapi juga
kepada masyarakat umum, tak terkecuali mahasiswa KKN yang oleh cari desa
Ngringin diajak untuk ngalap berkah bersama-sama.
“Sudah,
tidak usah sungkan-sungkan. Tidak ada KKN, tidak ada warga sini, semua sama.
Jadi bawa kresek yang besar ya, buat wadah. Kita ngalap berkah
bareng-bareng.” ujar Suwito, carik desa Ngringin yang juga suami
dari lurah desa setempat ketika memberi pengarahan kepada seluruh peserta KKN
di Balai Desa.
Para
mahasiswa KKN menjadi penasaran akan alasan di balik perkataan pak carik yang
memerintahkan untuk membawa tas kresek besar. Barulah mahasiswa ngeh
ketika keesokan harinya mengikuti kegiatan nyadran tersebut.
Setelah
mengikuti arak-arakan dari rumah ibu Kepala Desa Ngringin menuju Punden Dusun
Gempol, para mahasiswa KKN diarahkan untuk duduk mengelilingi gunungan makanan
yang diletakkan di meja persegi panjang besar dan ditutup dengan kain. Setelah
tetua desa membacakan doa bagi warga desa, serentak, seluruh warga dan
mahasiswa KKN yang duduk mengelilingi gunungan makanan itu berebut mengambil
berbagai macam makanan yang berada di balik kain penutup tadi.
Bagian
yang baru ada dua tahun belakangan inilah yang sangat dinanti dan terasa begitu
seru. Hal senada dilontarkan oleh Nian Nuraini, peserta KKN dari jurusan Ekonomi
Akuntansi. “Saya nggak begitu berminat dengan makanannya, tapi saya suka
rebutannya tadi. Ngambil-ngambil makanan. Rebutan sama yang lain. Seru aja.”
Kehebohan
warga dan mahasiswa KKN dalam mengambil makanan baru berhenti ketika makanan di
atas meja telah habis. Acara tidak berhenti sampai di situ. Dari Punden Gempol,
warga dan mahasiswa KKN kembali berjalan ke arah semula menuju punden Ngringin.
Hal serupa (berebut makanan-red) terjadi di Punden Ngringin. Setelah makanan
habis baru kerumunan masa berakhir.
Kegiatan bersih desa ini berlangsung selama satu minggu penuh.
Setelah nyadran, acara dilanjutkan dengan tayuban, jaranan, pengajian,
orkes, dan wayang. Seama satu minggu penuh itu pula para mahasiswa KKN di desa
Lengkong dimanja dengan berbagai hiburan khas desa, sebelum berjibaku mengabdi
pada rakyat desa lengkong dalam program Kuliah Kerja Nyata Universitas
Nusantara PGRI Kediri tahun 2014. (Rolis L/0156/KKN1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar